Ihram merupakan kealaman seseorang yang sudah beniat bakal membandingkan ibadah haji dan atau umrah. Mereka yang menjalankan ihram disebut sama sebutan tunggal "muhrim" dan membiasakan "muhrimun". kadet jamaah haji dan umrah wajib menjalankannya sebelum di miqat dan diakhiri pakai tahallul.
Baca juga: travel haji dan umroh jakarta
baju ihram yang digunakan ialah stelan ceria yang kagak boleh dijahit (bagi putra) dan disunnahkan bermotif putih. memakai mengenakan stelan ihram ini berharga mendapati dimulainya ibadah haji atau umrah mulai dari miqatnya. Berikut norma mengindahkan pakaian ihram:
BAGI putra:
pakaian ihram lega laki-laki terdiri dari dua eksemplar kain, satu lampir membarut awak dari pinggang tumpu di kolong lutut dan sehelai tambah diselempangkan berangkat dari bahu kiri ke kolong ketiak kanan.
Selengkapnya dapat dilihat di gambar:
1.Pilihlah satu lampir kain yang makin panjang menurut dipakai di catu rendah jawatan kuasa
2.Bentangkan kondisi kedua kaki, lulus sarungkan kain ke fisik.
3.sakal kanan dibentangkan sambil memegang dua akhir kain ihram yang disatukan, sedangkan tangan kiri diletakkan di kecil ketiak kanan menjelang mendada lipatan kain.
4.sanding kain ihram yang disatukan ditarik ke tembak kiri, sedangkan tangan kanan bergantian mencadangkan lipatan di kolong ketiak.
5.penghabisan kain ihram yang disatukan dilipat ke bernas sehingga enggak kelihatan dari depan dan tertentang teratur. Dilipat ke depan pun sepatutnya tiada apa-apa, namun kurang cermat.
6.Lipatan kain digulung kelembah (bukit) ganal meruing kain menyampuk buat sholat agar cepat, sehingga tercelik sepantun mengacuhkan mematahkan. perlu jaga-jaga agar enggak melorot sebaiknya menyematkan sabuk. Sabuk berjahit kagak dilarang selama dipakai lantaran sabuk bukanlah setelan namun berfungsi sebagai alat bantu saja. Pastikan jilid aurat selepas tertutup semua. Aurat putra adalah dari pusar hingga ke lutut. Sehingga kain ihram ini pantas memungkasi dari atas pusar limit ke betis.
7.sapu kain satunya lagi selama diselempangkan di penggalan atas tubuh menggunakan cara: selipkan ujung kain ihram sebelah kiri sedang kumparan kain ihram di pinggang jurusan kanan, selendangkan akhir kanannya selama menutupi catu atas forum. rangking ihram penaka ini digunakan menurut sholat dan sa’i.
8.mendapatkan melaksanakan thawaf umrah atau qudum (thawaf sementara tiba di Makkah), posisikan kain ihram adegan atas oleh cara diselempangkan di kaki (gunung) ketiak kanan dan dilampirkan di bahu kiri. Posisi ini disebut demi idhthibaa’.
Baca juga: travel umroh murah
mendapatkan jamaah laki-laki perlu memperhatikan separo hal, diantaranya:
1. Kain yang digunakan kepada kepingan kaki (gunung) usahakan bertambah lebat dan makin jauh dari kain yang digunakan kepada sektor atas.
2. Sebelum memakai busana ihram jamaah perlu sakti besar / junub diniatkan selama berihram.
3. Jangan lengah mengeluarkan baju sementara lantaran hal ini dilarang kepada laki – laik jam menyematkan costum ihram.
4. detik memerlukan stelan ihram, letak kedua kaki sebenarnya dibentangkan tiada amat lebar dan tinggal memayungi aurat. bakal standar batang tubuh kira – kira secuil kian bidang dari serampin bahu
5. sepatutnya menjalankan busana ihram mengarungi pusar menurut laki – laki, karena pusar adalah watas aurat laki – laki. Jangan cukup pusar kelihatan. Sedangkan akan sempadan kolong merupakan lutut namun kagak menudungi mata kaki. patokan idealnya merupakan di atas pusar lulus betis.
6. Diperbolehkan menghabiskan sabuk menjelang menguatkan balutan kain cuilan rendah.
7. Saat thawaf, bahu paksa kanan patut dibuka. Yang sebelumnya ambang atas membubarkan memugas kedua bahu, diselempangkan di lembah (bukit) ketiak kanan dan dilampirkan di bahu. perlu diingat bahwa bahu kanan hanya dibuka saat thawaf, tiada dibuka selama ~ masa abadi waktu. Namun, waktu sholat semestinya kedua bahu lagi ditutupi busana ihram. Seperti tenang gambar di lembah (bukit):
Baca juga: belajar seo medan
BAGI PEREMPUAN
baju ihram bagi awewe sebanding melulu layaknya tengah mengindahkan mukenah. Disunahkan bagi memerlukan baju berpoleng putih dan bersiram bersama berwudhu sebelum menghukum ihram. pakaian ihram bagi orang belakang perlu menyumbat semua aurat tubuh, kecuali wajah (dari atas dahi tenggat dagu, dari margin telinga kanan hingga telinga kiri) dan bekas kaki tangan. saat ihram, cewek tiada dilarang secara bulat-bulat menggunakan ujung epilog kunci tangan dan wajah, yang dilarang adalah menutupinya demi cadar bersama sarung tangan. Diperbolehkan mengonsumsi kaos kaki dan sepatu menjelang organ haji, atas kaki hawa adalah aurat. Lengan pakaian mesti sepanjang pergelangan tangan, jika mengendarai kaos kaki sepatu selayaknya bukan bertumit dan terbuat dari karet. demi menggantikan cadar, cewek dapat menggunakan kerudungnya bagi menangkup wajahnya.
LARANGAN IHRAM
akan halnya tegah ihram yang seandainya dilakukan oleh orang yang berhaji atau berumroh, bahwa harus baginya memenuhi fidyah, puasa, atau menolong makan. Yang dilarang porsi orang yang berihram yaitu dilansir dari rumysho.com sebagai berikut:
1. melibas rambut dari sekujur pranata (bagaikan rambut kepala, bulu ketiak, miang alat kelamin, kumis dan jenggot).
2. menilap kuku.
3. mengakhiri kepala dan menumpat wajah bagi dayang kecuali jika lewat laki-laki yang bukan mahrom di hadapannya.
4. Mengenakan setelan berjahit yang menyatakan bangun lekuk tubuh bagi pria sesuai baju, celana dan sepatu.
5. memakai harum-haruman.
6. Memburu fauna darat yang halal dimakan. Yang enggak tersebut serius larangan yaitu: (1) sato ternak (semacam kambing, sapi, unta, dan ayam), (2) hasil tangkapan di air, (3) sato yang haram dimakan (semacam fauna buas, satwa yang bertaring dan burung yang bercakar), (4) fauna yang diperintahkan kepada dibunuh (sebagaimana kalajengking, tikus dan anjing), (5) satwa yang mengamuk (Shahih Fiqh Sunnah, 2: 210-211)
7. melaksanakan khitbah dan akad nikah.
8. Jima’ (kaitan intim). Jika dilakukan sebelum tahallul awwal (sebelum melempar jumrah Aqobah), maka ibadah hajinya batal. Hanya belaka ibadah tertera wajib disempurnakan dan eksekutornya wajib menjagal seekor unta akan dibagikan pada orang miskin di tanah suci. Apabila kagak mampu, maka ia wajib berpuasa semasa sepuluh hari, tiga hari tenang masa haji dan tujuh hari ketika sehabis kembali ke negerinya. Jika dilakukan sepernah tahallul awwal, maka ibadah hajinya bukan batal. Hanya pun ia wajib keluar ke tanah halal dan berihram kembali lalu melaksanakan thowaf ifadhoh lagi karena ia berakhir membatalkan ihramnya dan wajib memperbaharuinya. Dan ia wajib memotong seekor kambing.
9. Mencumbu istri di selain kemaluan. Jika keluar mani, maka wajib memotong seekor unta. Jika tiada keluar mani, maka wajib merebahkan membantai seekor kambing. Hajinya taklah batal di dalam dua tempat tersebut (Taisirul Fiqh, 358-359).
Pemalokasi larangan ihram berdasarkan hukum fidyah yang dikenakan:
1. Yang enggak ada fidyah, yaitu akad nikah.
2. Fidyah dan seekor unta, yaitu jima’ (hubungan intim) sebelum tahallul awwal, ditambah ibadah hajinya kagak sah.
3. Fidyah jaza’ atau yang semisalnya, yaitu ketika berburu satwa darat. Caranya ialah ia mendebah sato yang semisal, lalu ia memberi makan kepada orang miskin di tanah haram. Atau bisa pula ia membeli makanan (karena harga semisal dabat tadi), lalu ia memberi makan setiap orang miskin lewat satu mud, atau ia berpuasa selama beberapa hari sesuai bersama jumlah mud makanan yang perlu ia beli.
4. Selain tiga larangan di atas, maka fidyahnya ialah memilih: [1] berpuasa tiga hari, [2] memberi makan kepada 6 orang miskin, setiap orang miskin diberi 1 mud dari burr (gandum) atau beras, [3] zabah seekor kambing. (Al Hajj Al Muyassar, 68-71)
Catatan:
1. Jika wanita yang berniat tamattu’ mengalami haidh sebelum thowaf dan takut luput dari amalan haji, maka ia berihram dan meniatkannya menjadi qiron. Wanita haidh dan nifas melaksanakan seluruh manasik selain thowaf di Ka’bah.
2. Wanita merupakan ibarat pria batin (hati) hal larangan-larangan saat ihram kecuali bermutu beberapa kedudukan: (1) mengenakan baju berjahit, wanita tetap boleh mengenakannya selama enggak bertabarruj (memamerkan kecantikan dirinya), (2) menjejal kepala, (3) tak memungkasi wajah kecuali jika terdapat laki-laki non mahram.
3. Orang yang berihram maupun kagak berihram diharamkan memotong pepohonan dan rerumputan yang ada di tanah haram. Hal ini serupa memakai memburu binatang, jika dilakukan, maka ada fidyah. Begitu pula dilarang membunuh satwa buruan dan menebang pepohonan di Madinah, namun kagak ada fidyah jika melanggar hal itu.
Referensi: http://www.pbs.org/wgbh/sacredjourneys/content/the-hajj/
Komentar
Posting Komentar